Al Hikam Ibnu Athaillah As Sakandari | 121 - 130
Al Hikam Ibnu Athaillah As Sakandari | 121 - 130
Al Hikam 121
Apabila engkau menuntut upah bagi sesuatu amal, akan dituntut pula daripadamu kewujudan aÃ-Ãidq (kejujuran yakni melakukan amal dengan benar-benar ikhlas) di dalamnya.
Cukuplah bagi al-murÏb (orang yang tidak jujur itu) dengan wujudnya keselamatan (yakni cukuplah dia telah dikurniakan keselamatan daripada dikenakan sebarang hukuman sebagai balasan bagi amalnya yang tidak benar-benar ikhlas).
Al Hikam 122
Janganlah engkau menuntut upah di atas sesuatu amal [yang pada hakikatnya] bukan engkaulah pelaku baginya.
Sudah mencukupi bagimu sebagai ganjaran di atas amal itu bahawa Dia (yakni AllÁh) telah menerimanya.
Al Hikam 123
Apabila Dia menghendaki untuk menzahirkan anugerahNya ke atasmu, Dia akan menciptakan [amal-amal yang baik pada dirimu] dan Dia menisbahkan [amal-amal yang baik itu pula] kepadamu.
Al Hikam 124
Tiadalah kesudahan bagi kecelaanmu jika Dia memulangkan- mu kepada dirimu sendiri.
Dan tiadalah kesudahan bagi kepujianmu jika Dia menzahirkan kemurahanNya ke atas dirimu.
Al Hikam 125
Jadikanlah sifat-sifat ketuhananNya tempat engkau bersandar, dan realisasikanlah sifat-sifat kehambaanmu dengan sebenar.
Al Hikam 126
Dia telah melarangmu daripada mendakwa apa yang bukan milikmu dari apa yang dimiliki segala makhluk, apakah Dia akan membenarkanmu mendakwa sifatNya padahal Dia adalah Tuhan Pengatur sekelian alam?
Al Hikam 127
Bagaimanakah akan menjadi bagimu pencarikan adat jika engkau sendiri belum mencarikkan adat nafsumu (yakni engkau mengubahkannya dengan menanggalkan segala kejahatannya)?
Al Hikam 128
Urusan itu bukanlah pada kewujudan menuntut (yakni engkau berdoa/meminta sesuatu daripadaNya). Sesungguhnya, urusan itu ialah engkau direzekikan dengan kebaikan adab (yakni adabmu denganNya).
Al Hikam 129
Tiada sesuatu yang dapat menuntut (yakni berdoa/meminta daripada AllÁh) bagi pihakmu seperti [situasi] keterdesakan.
Dan tiada yang lebih menyegerakan [ketibaan] pengurniaan- pengurniaan [daripada AllÁh] kepadamu seperti [situasi di mana engkau merasakan] kehinaan dan al-iftiqÁr (keadaan fakir yakni merasakan sangat-sangat memerlukan kepadaNya).
0 Response to "Al Hikam Ibnu Athaillah As Sakandari | 121 - 130"
Posting Komentar